Di Kamar Depan Ku merindu

Baru sja hendak terpejam mata ini. Berbaring d benda empuk yg kau kenal dngn sebutan kasur di kamar depan rumahku, d ruangan redup ini, ku biarkn tirai terbuka, nampak sinar rembulan menerebos kaca2 jendela. Malam yg cukup romantis untuk seorang perantau yg hampir 10 tahun menetap di pulau seberang.
Hanya detak jam dinding yg menemaniku malam ini. Smua orang2 tercintaku nampakx sudah terlelap sjak tadi. Samar2 kulihat jam brisik itu, pukul 6, jarum panjangx mampir di antara angka 1 dan 2, aku tahu jam itu keliru karna d hpku sudah pukul 1.21 dini hari. Aku masih menunggu rasa kantuk menghampiriku, tapi spertix beliau tidak datang sesuai jadwal, hmp... Jadi teringat penerbangan di indonesia yg tak pux jadwal ^^.
Lampu kamar ku padamkan, mungkin bs mengundang om kantuk datang lbih cepat. Sayup2 terdengar bunyi jangkrik n suara burung tetangga yg spertinya sedang kelaparan. Ternyata bukan hax suara jam telat itu yg menemaniku. Malam yg indah. Spertinya aku akan sangat merindukn keheningan malam ini.



Dalam beberapa hari aku akan meninggalkan suasana nyaman ini. Tidak ada lagi igauan si bungsu, suara kayu yg terbakar di perapian ( just info, dirumahku org masak ga pke kompor minyak tanah ato tabung hijau 3kg yg mengerikan itu, tp pke kayu bakar, dan kau tahu, sy sgt senang dgn fakta ini ^^), ato omelan sang mamah ketika ku lupa menjemur handuk yg tlah kupakai mandi.

Tiba2 kerinduan merasukiku, kerinduan yg indah n menyiksa, sesaat ku sadari betapa keluarga ini menjadi alasanku untk tersenyum.

Malam ini aku rindu, benar2 rindu.

sampaikan salamku pada si sedap malam yg tumbuh liar diantara deretan kaktus berduri di samping rumah...  pada segerombolan anak bajo yg berlari di setapak berkerikil tanpa alas kaki ketika malam hendak melahap sang surya... juga pada aroma lumut segar oleh embun ketika pertamakali kau buka jendela kamar depan di pagi hari, katakan pada mereka betapa aku akan merindukan mereka...

Kamar depan, 11 sept 10, ketika ku merindu

Komentar