Pekan lalu, di sela-sela kesibukan ngumpulin data
kuesioner buat tesis, saya menyempatkan menghibur diri menonton sebuah film
begenre drama comedy, CHEF. Film ini
di diperankan langsung oleh sang sutradara, John Favreau, sosok di balik
suksesnya film Iron man dan Iron man 2 yang berhasil masuk box office dan meraup begitu banyak keuntungan. Dengan naskah yang
juga ditulis langsung oleh Faverau, CHEF
juga diisi oleh jajaran cast ‘oke’
seperti Sofia Vergara, Dustin Hoffman, hingga dua nama keluaran dua film Iron Man, Robert Downey Jr dan Scarlett
Johanson meskipun hanya sebagai cameo.
http://www.play4movie.com/
Carl Casper (Jon Favreau) merupakan seorang chef terkenal
di Los Angeles dan bekerja di restoran ternama milik Riva (Dustin Hoffman).
Masalah mulai muncul ketika seorang kritikus
makanan online bernama Ramsey
Michel (Oliver Platt) datang dan ingin menilai masakan sang
chef. Carl berniat untuk
membuktikan kemampuannya pada Ramsey yang datang berkunjung ke restoran tempat
ia bekerja. Bersama para asistennya, Carl berniat membuat menu baru yang
special, namun Carl mendapat interupsi mendadak dari Riva dan meminta Carl
untuk tetap membuat menu seperti biasa. Alhasil, masakannya pun mendapat celaan dan review buruk dari Ramsey. Tidak butuh
waktu lama, review tersebut menyebar di twitter. Carl dan Ramsey pun terlibat
‘perang’ di twitter dan berujung pada pemecatan Carl. Di saat yang sama, Carl
juga mempunyai masalah hubungan dengan sang anak, Parcy (Emjay Anthony) yang
kurang harmonis akibat sang chef yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
https://aws-dist.brta.in
CHEF sebenarnya memiliki ide cerita yang sangat sederhana tentang
perjalanan orang yang jatuh dan dan mencoba kembali bangkit dari keterpurukan
dan dibalut dengan drama hubungan ayah-anak. Carl yang sudah bercerai dengan
sang istri membuatnya tidak dapat meluangkan banyak waktu untuk sang anak.
Konsep cerita yang sangat biasa, begitu klise dan sudah mampu ditebak akan
memiliki ending seperti apa. Lalu apa yang menarik dari CHEF? Menurut saya, salah satu yang terpenting pada film semacam
ini adalah bagaimana prosesnya menuju ending yang tertebak tersebut. Apakah
proses menuju ending yang predictable itu menarik ataukah sama predictable-nya dan akhirnya membosankan. Beruntung CHEF memiliki naskah yang ‘oke’ dan
tentu saja, Favreau, yang men-direct CHEF
sehingga menghasilkan penyutradaraan yang kuat. Selain itu, film ini
memiliki komedi yang sederhana yang muncul dari dialog-dialog dan interaksi
yang natural antar pemain. Humornya yang mengalir secara alamiah dan tidak lebay namun sangat efektif. Sentuhan
drama ayah-anak yang ditawarkan pun minim dramatisasi namun justru inilah yang
membuat dramanya kuat dan cukup menyentuh penontonnya (baca: saya).
http://1.bp.blogspot.com/
Tema tentang makanan pun bukan sekedar balutan. Sepertinya CHEF memiliki konsultan yang memang ahli
dibidang ini. Lihat saja bagaimana segala masakan yang disajikan sangat
berhasil menggugah selera dan terlihat sangat berkelas. Tidak hanya itu, CHEF juga memperlihatkan proses pembuatan
masakan-masakan tersebut. Di sinilah kekuatan penyutradaraan Favreau yang
sangat berhasil mengemas berbagai momen memasak terlihat begitu asyik, menarik
dan sangat artistik. Saya sempat begitu tergiur ketika para pemain pertama kali
memasak Cubanos, sejenis sandwich
yang terlihat begitu lezat dan sangat menggoda. Salah satu yang saya suka dari CHEF, adalah kemasan road movie yang diperlihatkan, dimana foodtruck menjual berbagai jenis makanan
dari Miami hingga LA dan singgah di beberapa kota untuk menikmati kuliner
setempat. Skrip yang ditulis Favreau juga semakin menarik berkat sisipan popculture tentang social media yang relevan
dan tidak asal menempel. Lihat bagaimana film ini memperlihatkan power dari
twitter sebagai alat promosi yang efektif hingga twitwar yang menjadi penegasan popculture
oleh Favreau.
CHEF hadir bukan tanpa cela, terdapat berbagai kekurangan minor di
sana, terutama yang berkaitan dengan hilangnya karakter-karakter seperti Scarlett
Johansson dan Robert Downey Jr. Terutama karakter ScarJo yang menurut saya
seharusnya memunculkannya sedikit lagi pada bagian akhir sebagai konklusi dari
endingnya. Namun secara keseluruhan CHEF begitu
menarik dan ‘memuaskan’ saya, sama memuaskannya dengan tampilan visual dari
masakan-masakan yang hadir pada film ini. Penuh dengan drama yang sangat
sederhana namun begitu hangat, karakter-karakternya yang tampak begitu peduli. CHEF merupakan salah satu film terbaik
Favreau, tidak arogan namun membuktikan bahwa ia memang sutradara yang
bertalenta jika tidak banyak diberikan batasan meskipun dengan dana yang minim, film yang sangat menghibur ditengah-tengah mummet-nya pengerjaan thesis yang tak kunjung selesai. Sangat recommended bagi kamu pencinta kuliner atau film-film bertema makanan/food traveling.
Terakhir, sebagi penutup, jangan coba-coba menonton film ini
dengan perut kosong…. Jangan …!!! :)
Komentar
Posting Komentar